Minggu, 31 Juli 2011


Minggu, 31/07/2011 10:32 WIB
Aksi Mata-mata oleh Staf Presiden   
BBCIndonesia.com - detikNews

Alvaro Uribe


Alvaro Uribe tersudut dengan tindakan anak buahnya yang mematai lawan politiknya lewat sejumlah intel negara.

Hakim di Kolombia memerintahkan penangkapan terhadap penasihat senior mantan Presiden Alvaro Uribe karena terlibat kegiatan mata-mata terhadap hakim, wartawan dan sejumlah politisi dengan memnafaatkan agen kemanan dalam negeri.

Bernardo Moreno,51, adalah penasihat Uribe kedua yang ditangkap atas tuduhan terlibat dalam sejumlah tindakan kriminal.

Sebelumnya mantan Menteri Pertanian, Andres Felipe Arias, telah menjalani penahanan sejak Selasa (26/7) lalu karen dituduh menyelewengkan dana subsidi irigasi untuk membantu kroni politiknya. 

Namun sejumlah media menilai kasus Moreno inilah yang paling berpengaruh bagi Uribe.

Dalam dua kali periode jabatannya sebagai presidenpada periode 2002-2010, Uribe mempercayakan posisi Kepala Staff Kepresidenan kepada Moreno.

Hakim Marlene Orjuela yang memerintahkan penahanan terhadap Moreno menyebutkan bahwa dia telah menyalahgunakan kantor publik dan sejumlah tuduhan lainnya.

Moreno akan menghadapi ancaman hukuman minimal tiga tahun penjara jika tuduhannya itu terbukti.

Dalam pernyataan terpisah, Moreno menyatakan dirinya tidak bersalah atas semua tuduhan yang diarahkan kepadanya.


KETERANGAN MENYUDUTKAN



Kepala Jaksa Penuntut Umum Kolombia, Viviana Morales mengatakan Moreno diketahui pernah terlibat dalam serangkaian pertemuan kunci pada September 2007 lalu di sebuah klub ekslusif yang treletak di Bogota.

Dalam pertemuan itu dia menginstruksikan kepada sejumlah petugas di Agen Keamanan Domestik, DAS untuk memata-matai para politikus dan mereka yang kerap mengkritik Presiden Alvaro Uribe.

Uribe juga menurut jaksa telah berupaya untuk mempengaruhi keterangan sejumlah agen DAS yang telah ditahan untuk tidak menyebutkan keterlibatan dirinya saat mereka diperiksa oleh jaksa penuntut umum.

Sejumlah keterangan yang menyudutkan Moreno sendiri memang akhirnya keluar dari para detektif DAS yang telah ditahan dan diperiksa oleh jaksa.

Mantan Presiden Alvaro Uribe membantah telah memerintahkan dan mengetahui aksi bawahannya ini.

" Saya terluka oleh keputusan Bernado Moreno yang telah melakukan penyalahgunaan sistem hukum, pelanggaran terhadap prinsip praduga tidak bersalah," kata Uribe dalam situs resmi miliknya. 


Kasus ini terbongkar lewat laporan investigasi yang dilansir oleh Majalah Semana pada edisi Februari 2009, akibat laporan tersebut pihak penegak hukum Kolombia melakukan penyeledikan yang berujung pada penagkapan terhadap 20 mantan agen DAS.

Setidaknya dua orang telah dijatuhi hukuman penjara dan mengaku bersalah atas kasus ini. DAS sendiri sebelumnya dikenal sebagai lembaga yang penuh masalah mereka sebelumnya dituduh terlibat dalam upaya pembunuhan aktifis dan orang yang diduga sebagai simpatisan kelompok kiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar